"Don't try to be clever, because you'll become stupid." - Jose Mourinho -

Minggu, 31 Maret 2013

DEFINISI FILSAFAT, ILMU, DAN ILMU PENGETAHUAN

A. Definisi Filsafat
1. Definisi Etimologis
Dari segi asal usul kata (etimologi), filsafat berasal dari bahasa Yunani philosophos (philos = pencinta, pencari; dan sophia = hikmat, kebijaksanaan, atau pengetahuan) yang berarti pencinta kebijaksanaan. Pythagoras (582 - 497 SM) adalah orang pertama yang menggunakan kata philosophos. Ia menyebut diri philosophos yang berarti pencinta kebijaksanaan.

Menurut Pythagoras, hanya Tuhan mempunyai kebijaksanaan yang sesungguhnya. Tugas manusia di dunia adalah mencari kebijaksanaan dan mencintai pengetahuan. Itulah sebabnya, filsuf adalah pencari hikmat atau pencinta kebijaksanaan.

Pythagoras dan Plato (428 – 348 SM) menggunakan kata philosophos untuk mengejek kaum sofis yang menganggap diri tahu jawaban untuk semua pertanyaan. (Hamersma, 1987, 10).
Istilah filsafat sebetulnya sudah ada dalam sastra Yunani pertama. Filsafat pada mulanya berarti memandang benda-benda di sekitar dengan penuh perhatian. Kemudian berarti merenung tentang benda-benda tadi. Herakleitos (sekitar 500 SM) sudah mengenal kata filsuf. Tapi menurut dia, hanya Tuhanlah yang dapat disebut bijaksana dan pandai. Plato kemudian mengatakan bahwa para dewa tidak dapat disebut filsuf, sebab mereka sudah memiliki kebijaksanaan. Hanya manusialah yang mendambakan kebijaksanaan karena ia tak dapat meraihnya dengan sepenuhnya. (Van Peursen: 3).

2. Definisi Nominalis
Dari definisi etimologis diatas, filsafat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari seluruh realitas sampai sebab-sebab yang paling dalam. Sebagai ilmu, filsafat juga merupakan pengetahuan metodis, sistematis, dan koheren. Tapi kekhasannya adalah bahwa filsafat mau menyelidiki seluruh kenyataan sampai sebab paling dalam.

B. Definisi Ilmu
Ilmu adalah padanan kata bahasa Inggris science, atau scientia (bahasa Latin). Kata kerja bahasa latin adalah scire, yang artinya tahu atau mengetahui. Kata ini harus dibedakan dari pengetahuan (knowledge). Ilmu adalah bukannya sekedar pengetahuan melainkan scientific knowledge.

Apa itu ilmu (science)? Ada banyak definisi yang saling melengkapi. Tapi definisi yang sangat umum dan mudah ialah systematic body of knowledge (bangunan pengetahuan yang sistematis. Agar lebih jelas, kita bisa mengutip pendapat John G Kemeny tentang apa itu ilmu. Dia mendefinisikan ilmu sebagai berikut: all knowledges collected by means of the scientific method (semua pengetahuan yang dikumpulkan dengan metode ilmiah). Jadi ilmu adalah pengetahuan sistematis.

The Liang Gie juga memberikan definisi ilmu sebagai berikut, ‘Ilmu adalah rangkaian aktivitas manusia yang rasional dan kognitif dengan berbagai metode berupa aneka prosedur dan tata langkah sehingga menghasilkan kumpulan pengetahuan yang sistematis mengenai gejala-gejala kealaman, kemasyarakatan, atauu keorangan untuk tujuan mencapi kebenaran, memperoleh pemahaman, memberikan penjelasan, ataupun melakukan penerapan. (The Liang Gie, 130)

C. Definisi Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan, sebagai objek, merupakan himpunan informasi yang berupa pengetahuan ilmiah tentang gejala yang dapat dilihat, dirasakan, atau dialami. Gejala tersebut dapat berupa gejala alam (seperti angin, air, gempa bumi, ombak, gerak benda, dsb.), atau gejala sosial (seperti masyarakat bangsa, unjuk rasa, kemiskinan, kemakmuran, keterasingan, dsb.) ataupun gejala pikir, yang abstrak wujudnya, seperti konsep-konsep tentang bilangan dan himpunan di dalam matematika. Masalah yang menjadi perhatian di dalam aktifitas ilmu pengetahuan adalah pencarian kejelasan dan perumusan penjelasan mengenai struktur, fungsi dan pola-laku gejala-gejala, baik gejala alam, gejala sosial, maupun gejala pikir. Dengan demikian bentuk-bentuk dari hasil kegiatan ilmu pengetahuan mencakup dua hal yaitu Penjelasan terhadap sesuatu gejala, yang dinyatakan sebagai teori; serta Kesimpulan dari hasil observasi atau hasil penjelasan sesuatu gejala yang dinyatakan sebagai  (i) Hukum, bila gejalanya merupakan gejala alam, (ii) Dalil, bila gejalanya merupakan gejala pikir atau gejala abstrak.

Disamping hukum atau dalil, dan teori, yang luas cakupan keberlakuannya, yaitu meliputi suatu kelas gejala (a class of phenomena), dan karenanya berlaku umum dalam lingkup kelas gejala tersebut, terdapat juga bentuk-bentuk kesimpulan dan penjelasan yang lebih terbatas cakupan keberlakuannya, seperti:
  • Korelasi, yaitu suatu kesimpulan yang jaminan keberlakuannya terbatas pada selang liputan observasi yang dilakukan mengenai gejala tersebut.
  • Hipotesa, yaitu suatu dugaan mula mengenai penjelasan terhadap suatu fenomena, dan karena itu masih spekulatif sifatnya.
  • Model, yaitu suatu deskripsi (jadi penjelasan) tentang struktur dan pola-laku suatu fenomena ditinjau dari suatu titik pandang tertentu.
  • Conjecture, yaitu suatu kesimpulan yang masih spekulatif sifatnya ditinjau dari kelengkapan fakta yang mendukungnya dan kerincian logika yang digunakan untuk menjelaskannya.


Referensi buku :
Blikololong J B.  1997. Pengantar Filsafat. Jakarta : Universitas Gunadarma.
Dinas Pendidikan. 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
The Liang Gie. 1991. Pengantar Filsafat Ilmu. Yogyakarta : Liberty.
Blikololong J B. Filsafat Umum Sebuah Pengantar. Jakarta : Universitas Gunadarma.

Sumber lain :
http://elearning.gunadarma.ac.id

0 komentar:

Posting Komentar