Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Polarisasi berarti pembagian atas dua bagian
(kelompok orang yg berkepentingan dsb) yg berlawanan.
Mari
kita lihat definisi lain, dalam buku “Psikologi sosial kelompok dan terapan”,
Polarisasi Kelompok berarti gejala mengumpulnya pendapat kelompok pada satu
pandangan tertentu. Penumpukan pendapat pada satu pandangan tertentu inilah
yang dinamakan polarisasi yang ternyata dapat sangat berbeda dari pendapat
perorangan. Manfaat dari polarisasi pendapat kelompok ini adalah memperkuat
pandangan rata-rata kelompok sehingga tidak memecah-mecah pandangan kelompok
(Moscovici & Zavalloni, 1969).
Mungkin
nampak layak untuk berasumsi bahwa kelompok akan lebih berhati-hati didalam
pembuatan keputusan dibanding individu. Pembuatan keputusan kelompok, baik
melalui konsensus maupun melalui aturan mayoritas, mungkin diharapkan untuk
menjadi lebih sedikit bersifat extremity-prone dibanding keputusan
individu. Bagaimanapun, bukti yang melimpah menyatakan bahwa hal ini adalah
tidak selalu seperti kasus diatas.
Khususnya,
manakala anggota individu dari suatu kelompok ditempatkan kearah resiko, proses
diskusi kelompok akan memperkuat kecenderungan tersebut. Sebagai hasilnya,
keputusan kelompok menjadi lebih penuh resiko dibanding rata-rata kecenderungan
anggota yang semula kita perkirakan ( Whyte, 1989). Perwujudan ini disebut
"pergeseran yang penuh resiko" .
Pergeseran
yang penuh resiko adalah suatu subset gejala pergeseran pilihan yang mengundang
polarisasi kelompok ( Kerr, 1992). Kecenderungan yang sama kearah polarisasi
dapat dilihat didalam kelompok, dimana anggota pada awalnya secara relatif
berhati-hati.
Setelah
diskusi kelompok, kelompok ini memajang sesuatu bahkan yang lebih kuat dalam
penghindaran resiko. Di dalam polarisasi umum mengacu pada suatu peningkatan
didalam ekstrimitas rata-rata tanggapan pokok materi populasi tanggapan. Efek
ini telah dipertunjukkan, tidak hanya untuk pilihan resiko dan penghindaran
resiko, tetapi juga untuk sikap ke arah isu seperti hukuman mati atau
peperangan, pertimbangan fakta dan persepsi orang ( Myers dan Lamm, 1976).
Dalam
semua kasus proses diskusi kelompok cenderung untuk memperdalam pendapat
anggota kelompok. bahwa sebelum diskusi kelompok, para anggota mempunyai sikap
agak mendukung tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan lebih kuat lagi
mendukung tindakan itu. Sebaliknya, bila sebelum diskusi para anggota kelompok
agak menentang tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan menentang lebih
keras lagi. Ini hanya benar, bagaimanapun, jika anggota kelompok yang pada
awalnya pada dasarnya setuju. Efek polarisasi adalah juga terbatas pada isu
secara relatif penting. Jika isu kelompok cukup tak penting depolarisasi dapat
terjadi: setelah diskusi kelompok posisi rerata adalah lebih sedikit ekstrim
dibanding sebelumnya ( Kerr, 1992).
Polarisasi
Kelompok adalah intensifikasi dari suatu pre-existing awal kelompok pilihan (
Baron et al. 1992 : 73). Efek polarisasi menyinggung pada rata-rata score individu
sebelum dan setelah diskusi kelompok. Anggota kelompok paling ekstrim, mungkin
sekali , sudah menjadi lebih moderat setelah diskusi itu. Tetapi pada rata-rata
pertimbangan atau pilihan sudah menjadi yang lebih ekstrim.
Yang
terjadi dalam komunikasi kelompok adalah, Jadi polarisasi adalah proses
mengkutub, baik ke arah mendukung/positif/pro maupun kea rah
menolak/negative/kontra dalam suatu masalah yang diperdebatkan.
Ada
anggapan yang kuat bahwa dalam kelompok individu kurang berani kurang kreatif
dan kurang inovatif, kelompok cenderung mengurangi resiko.
Orang
cenderung memiliki keputusan yang lebih berani justru disaat mereka berada
dalam kelompok daripada diluar kelompok. Gejala ini kemudian dikenal sebagai
geseran resiko.
Lebih
tepat kalau memasukan risky shift pada gejala yang lebih umum, yaitu geseran
menujun polarisasi, yang terjadi dalam komunikasi kelompok sebenarnya begini.
Bila sebelum diskusi kelompok para anggota mempunyai anggota lebih mendukung
tindakan tertentu, setelah diskusi mereka menjadi lebih kuat lagi
Polarisasi
mengandung beberapa implifikasi yang negatif, pertama kecendrungan menuju kearah
ekstrimisme, menyebabkan peserta komunikasi menjadi lebih jauh dari dunia
nyata. Karena itu makin besar peluang bagi mereka untuk berbuat kesalahan.
Produktifitas kelompok tentu menurun, gejala ini disebut group think. Kedua,
polarisasi akan mendorong ekstrimisme dalam kelompok gerakan social atau
politik, kelompok seperti ini biasanya menarik anggota-anggotanya yang memiliki
pandangan yang sama.
Sumber :
Psikologi Sosial: Psikologi Kelompok dan Psikologi Terapan /
Sarlito Wirawan Sarwono – cet. 3. – Jakarta : Balai Pustaka, 2005.
0 komentar:
Posting Komentar