"Don't try to be clever, because you'll become stupid." - Jose Mourinho -

Selasa, 31 Maret 2015

PSIKOTERAPI (Tugas 2)

23.41 Posted by Bagus Prasetyo No comments
PERBEDAAN PSIKOTERAPI & KONSELING 
BESERTA BENTUK-BENTUK UTAMA TERAPI

I. PERBEDAAN PSIKOTERAPI & KONSELING
Blocher 1966 (dalam Gunarsa, S.D. 1996) mengungkapkan ciri-ciri untuk membedakan konseling dan psikoterapi, sebagai berikut: 
  1. Klien yang menjalani konseling tidak digolongkan sebagai penderita penyakit jiwa, tetapi dipandang sebagai seseorang yang mempu memilih tujuan, membuat keputusan dan secara umum bisa bertanggung jawab terhadap perbuatannya sendiri dan terhadap hari depannya. 
  2. Konseling dipusatkan pada keadaan sekarang & yang akan datang.
  3. Klien adalah klien bukan pasien. konselor bukanlah tokoh "otoriter" namun adalah seorang "pendidik" atau "mitra" dari klien dalam melangkah bersama untuk mencapai tujuan.
  4. Konselor tidaklah netral secara moral atau tidak bermoral, melainkan memiliki nilai nilai, perasaan dan normalnya sendiri, meskipun konselor tidak perlu memaksakan hal ini kepada klien, namun ia juga tidak menutupi nya.
  5. Konselor memusatkan pada perubahan perilaku, tidak hanya menumbuhkan perhatian.
II. BENTUK-BENTUK UTAMA TERAPI
Phares (dalam Markam 2007) membedakan bentuk bentuk utama terapi menurut kedalamannya dibedakan menjadi 3, yaitu:
  1. Psikoterapi supportif, bertujuan untuk memperkuat perilaku penyesuaian diri klien yang sudah baik, memberi dukungan psikologis dan menghindari diri dari usaha untuk menggali apa yang ada dalam alam bawah sadar klien. Alasan penghindaran karena kalau akan “dibongkar” ketidaksadarannya, klien ini mungkin akan menjadi lebih parah dalam penyesuaian dirinya. Psikoterapi supportif biasanya dilakukan untuk memberikan dukungan pada klien untuk tetap bertahan menghadapi kesulitannya.
  2. Psikoterapi reedukatif, bertujuan untuk mengubah pikiran atau perasaan klien agar ia dapat berfungsi lebih efektif. Terapis mengajak klien atau pasien untuk mengkaji ulang keyakinan kilen, mendidik kembali agar ia dapat menyesuaikan diri lebih baik setelah mempunyai pemahaman yang baru atas persoalannya. Terapis tidak hanya membatasi diri membahas kesadaran saja, namun juga tidak terlalu menggali ketidaksadaran. Psikoterapi jenis reedukatif ini biasanya yang terjadi dalam konseling.
  3. Psikoterapi rekonstruktif, bertujuan untuk mengubah seluruh kepribadian klien, dengan menggali ketidaksadaran klien, menganalisis defense mechanism yang patologis, member ipemahaman akan adanya proses-proses tak sadar dan seterusnya. Psikoterapi jenis ini berkaitan dengan pendekatan psikoanalisis dan biasanya berlangsung intensif dalam waktu yang sangat lama.

Sumber:
Gunarsa, S.D. (1996). Konseling dan Psikoterapi. Jakarta : Gunung Mulia
Markam, S.L.S., Sumarmo. (2007). Pengantar Psikologi Klinis. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press)

0 komentar:

Posting Komentar